Kamis, 19 Maret 2015

MENCINTAIMU DIAM-DIAM

Ada yang aneh saat aku melihat ragamu di sudut pandanganku. Senyum lebarku menghias. Perasaanku seakan takut raga itu jauh atau bahkan pergi dari pandangan bola mata ini. Aku akan menghentikan langkah ini ketika melihat punggungmu yang mulai hilang dari pandangan mata. Senyum getirku melengkung. Aku tak mengucapkan apapun, karna aku tau, kau takkan pernah memperdulikan ucapanku. Aku hanya berdoa, memejamkan mata dan menghembuskan rasa perih saat ingatan wajahmu mulai menjamah otakku. Hae.. aku disini memerhatikan sekecil apapun yang kamu lakukan loh. Aneh memang tapi ini bahagia. Aku lelah memendam rasa. Tapi aku terlalu idiot untuk mengungkapkan rasa ini kepadamu. Sungguh menyiksa. Iya aku tau, iya aku paham cinta itu bukan harta karun yang dipendam dan dia yang aku cintai pun bukan peramal. Ah mencintai kamu tidak harus memiliki karna aku tidak punya banyak kekuatan untuk memiliki itu. Kamu mungkin gak pernah sadar apa yang aku lakuin ini selalu saja tentang kamu. Semoga kamu bukan gamau tau. Semoga. Kamu seakan jauh sekali sehingga teriakan hati ini tak pernah kamu dengar, seakan namaku tak pernah terlintas di otakmu. Sikapmu begitu dingin, seolah dingin ini memelukku. Dingin sekali, bagai Realgood yang sering dikenyot anak kecil dari kulkas ibu warung. Aku cemburu melihatmu asyik dengan gedgetmu disaat sedang bersama, meski bersama yang aku maksud disini tak hanya aku dan kamu. Aku tersenyum, memancarkan mata penuh harap agar kamu melakukan apa yang otakku inginkan. Menunggu tanpa henti hingga kata cinta terucap indah dari bibirmu. Kita bagai langit dan bumi, tidak akan pernah bersatu namun saling membutuhkan. Apa cinta yang hebat harus bertahan sampai sekarat? Tuhaaan.. jangan membiarkannya dingin, karena lenganku tak mungkin bisa mendekapnya. Jangan membiarkan lengan lain memeluknya. Aku mohon jangan. Jangan. Orang yang jatuh cinta diam-diam sebenarnya adalah orang yang paling gampang galau, tapi disisi lain, mereka lebih gampang bahagia juga. Mencinta diam-diam adalah hal paling egois didunia. Tak ada yang lebih egois dari seseorang yang memenjarakan hatinya sendiri. Begitu besar egonya menahan rasa cinta yang ingin menyeruak ke luar, terbang bebas ke hati yang ingin disinggahinya. Mungkin gak ada kata ‘terlambat’ buat belajar, tapi untuk nyatain cinta, ada. 

Hae.. temanku yang memiliki arti bahagia dalam hidupku, kalau aku boleh milih aku lebih milih buat gak kenal kamu, dibanding aku harus mencintaimu diam-diam seperti ini.


Sabtu, 01 November 2014

Pernahkah kamu mempunyai rasa senang yang amat dalam ketika menerima emot hanya sebuah titik dua dan tutup kurung -> :)? Aku pernah.
Emoticon seperti itu cukup membuat senyumku melengkung lebar.
Meski hanya emot yang terselip kecil diantara obrolan kita di pesan singkat.
Namun, apa kamu tau sekecil itu dapat membesarkan hatiku.
Mengapa demikian?
Ada perhatian dibalik emot itu, perhatian yang mampu menjungkirbalikan mood ini dengan sekejap saja.
Mampu memberikan kehidupan untukku.
Sederhananya, ketika kamu memberikan emot itu, aku semakin tersenyum.
Namun ketika kamu tidak memberikan emot itu, apapun suasana hatiku, spontan wajahku ini menjadi kusut.
Hae.. aku seperti kecanduan, yaa kecanduan diberi emot darimu. Meski bukan emot titik dua dan bintangnya hehe.
Ah, apakah ini sebuah ketergantungan?
Kamu selalu membuatku kawatir. Kawatir jika kamu pergi, senyumku ini akan bergantung pada ketikan titkik dua dan tutup kurung siapa lagi?
Sadarkah kamu pengaruhmu begitu besar buatku?
Ketika aku kecewa, sedih, bahkan marah, satu emoticon senyummu bisa mengembangkan senyumku yang terkubur dalam tanah hati yang gelap.
Sayang, mudah sekali bagimu melengkungkan garis bibirku ke atas atau ke bawah. Kamu tinggal pilih. Jadi aku mohon, tetaplah tersenyum, untukku, bersamaku.

Walaupun hanya sebuah titik dua dan sebuah kurung tutup.